Sabtu, 03 Agustus 2013

TUBEX TF (pemeriksaan demam typoid yang lebih akurat)

TUBEX TF (jawaban pasti diagnosis tifoid)
Diagnosis Demam Tifoid

Demam tifoid merupakan penyakit edemik dengan salah satu tanda klinisnya adalah diare. Suatu epidemik demam tifoid yang multidrug resistant dan tanpa suatu pengobatan yang adekuat, 10% penderitanya tersebut. Penyebab utama dan paling banyak adalah salmonella typhi atau salmonella enterica subsp, Enterica serotype Typhi. Keterlambatan diagnosis merupakan salah satu penyebab kegagalan pemutusan rantai penularan serta pencegahan terjadinya komplikasi dimana hal tersebut berkaitan dengan sulitnya menegakkan diagnosis demam tifoid dengan tepat dan cepat hanya atas dasar gejala klinis saja. Terdapat variasi klinis yang lebar dan tidak selalu khas antara demam tifoid dengan demam oleh sebab lain seperti malaria atau demam dengue.
Biakan darah merupakan baku emas diagnosis penyakit ini. Masalahnya usaha ini tidak selalu berhasil dengan baik karena berbagai faktor yang bisa mempengaruhi penemuan kuman dari spesimen klinis tersebut. Uji WIDAL tunggal yang banyak digunakan ternyata kurang bermakna, teknik DNA probe dan PCR yang juga memiliki nilai diagnostik tinggi saat ini hanya bisa dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian. Sedangkan metode ELISA dengan bahan antigen yang lebih murni dan akurasi deteksi yang lebih baik dari WIDAL masih memerlukan peralatan bantu serta EISA Reader.
Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan penunjang laboratorium yang sensitif, spesifik, praktis dan tidak mahal bilamana gejala klinis tidak khas.

Cara Baru Deteksi Demam Tifoid
berdasarkan prinsip deteksi antibodi lgM spesifik salmonella typhi dalam serum dengan cara Inhibition Magnetic Binding Immunoassay(IMBI) menggunakan V-shape Reaction Wells, Tubex TF memberikan alternatif solusi deteksi dini Demam Tifoid kepada klinisi terutama menghadapi masalah kecepatan, kehandalan dan kenyamanan diagnosis.

Definisi dan Prinsip TUBEX TF
Tubex TF adalah suatu tes diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh salmonella typhi, melalui deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam menghambat (inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik (reagen warna coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna (reagen warna biru), selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan oleh suatu daya magnetik. Tingkat inhibasi yang dihasilkan adalah setara dengan konsentrasi antibodi lgM S. Typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna.
Dasar konsep antibodi lgM spesifik terhadap salmonella typhi digunakan sebagai marker penanda TUBEX TF menurut beberapa peneliti:
  • kadar ketiga kelas immunoglobin anti Lipopolisakarida (lgA, lgG dan lgM) lebih tinggi pada pasien tifoid dibandingkan kontirol;pengujian lgM antipolisakarida memberikan hasil yang berbeda bermakna antara tifoid dan non tifoid.
  • Dalam diagnosis serologis Demam Tifoid, deteksi antibodi lgM adalah lebih baik karena tidak hanya meningkat lebih awal tetapi juga lebih cepat menurun sesuai dengan fase akut infeksi, sedangkan antibodi lgG tetap bertahan pada fase penyembuhan.
  • TUBEX TF mendeteksi antibodi lgM dan bukan lgG. Hal ini membuat sangat bernilai dalam menunjang diagnosa akut.

 

Daftar Pustaka
Djoko Widodo, Irsan Hasan, 1999. Perkembangan diagnosis laboratorium demam tiroid. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol;49:256-262

Pang T, Bhutta Z.A, Finlay BB, Altwegg M. 1995. Thypoid Fever and other Salmonellosis:a continuing chalanges. Trends Microbio;3:253-255

World Health Organization. 2003. Background document: the diagnosis, treatment and prevention of thypoid fever. World Health Organization, Geneva. WHO/V&B/03.07

Iskandar Zulkarnain. 2004. Perkembangan Diagnosis dan Penatalaksanakan Beberapa Penyakit Infeksi. Khususnya Demam Tifoid. Beberapa Segi Memprihatinkan Yang Perlu Mendapatkan Perhatian. Pidato Upacara Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap-Ilmu Penyakit Dalam FKUI.

Deborah House, et al. 2001. Serology of Typhoid Fever in area of endemicity and its relevance to diagnosis. J. Clin Microb;39(3):1002-1007

Dalima Ari Wahono A. 2002. Diagnosis Laboratorium Demam Tifoid. Suplemen Naskah PBPK Patologi Klinik FKUI;1-9

TUBEX-TF. REF 10-029.2005. INSTRUCTION FOR USE. 91-334-09. IDL. Biotech AB. Sweden

Lim PL, Tam FCH, Cheong YM, Jegathesan M. 1998. One-Step-2-Minute Test to Detect Typhoid-Specific Antibodies Based on Particle Separation un Tubes. J. Clin Microbiol;36(8);2271-2278

Grzegors Oracz, et al. 2003. Rapid Diagnosis of Acute Salmonella Gastrointestinal Infection. Clinical Infectious Diseases;36;112-5

Sonja J. Olsen, et al. 2004. Evaluation of Rapid Diagnosis Test for Typhoid Fever. Journal of Clinical Microbiology, p. 1885-1889

Salvatore Natdiello, et al. 1984. Serodiagnosis of Typhoid Fever by Enzyme-Linked Immunosorbent Assay Determination of Anti-Salmonella typhi Lipopolysaccharide Antibodies. Journal of Clinical Microbiology 20(4);718-721

FCH Tam, et al. 2003. The TUBEX TM Typhoid test based on particle-inhibition immunoassay detects lgM but not lgG anti 09 antibodies ARTICLE IN PRESS. Journal of Immunological Methods 9447:1-9

Surya H., et al. 2006. Perbandingan Pemeriksaan Tubex TF dengan Uji Widal dalam Mendiagnosis Demam Tifoid. Tesis. Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta

Razel L. Kawano, et al. 2007. Comparison of Serological Test Kit for Diagnosis of Typhoid Fever in the Philippines. Journal of Clinic Microbiology 45(1):246-247


tags:  , , , , , , ,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar