TUBEX TF (jawaban pasti diagnosis tifoid)
Diagnosis Demam Tifoid
Demam tifoid merupakan penyakit edemik dengan salah satu tanda klinisnya adalah diare. Suatu epidemik demam tifoid yang
multidrug resistant dan tanpa suatu pengobatan yang adekuat, 10% penderitanya tersebut. Penyebab utama dan paling banyak adalah
salmonella typhi atau
salmonella enterica subsp, Enterica serotype Typhi. Keterlambatan
diagnosis merupakan salah satu penyebab kegagalan pemutusan rantai
penularan serta pencegahan terjadinya komplikasi dimana hal tersebut
berkaitan dengan sulitnya menegakkan diagnosis demam tifoid dengan tepat
dan cepat hanya atas dasar gejala klinis saja. Terdapat variasi klinis
yang lebar dan tidak selalu khas antara demam tifoid dengan demam oleh
sebab lain seperti malaria atau demam dengue.
Biakan darah merupakan baku emas diagnosis penyakit ini. Masalahnya
usaha ini tidak selalu berhasil dengan baik karena berbagai faktor yang
bisa mempengaruhi penemuan kuman dari spesimen klinis tersebut. Uji
WIDAL tunggal yang banyak digunakan ternyata kurang bermakna, teknik
DNA probe dan
PCR yang juga memiliki nilai diagnostik tinggi saat ini hanya bisa
dimanfaatkan untuk kepentingan penelitian. Sedangkan metode ELISA dengan
bahan antigen yang lebih murni dan akurasi deteksi yang lebih baik dari
WIDAL masih memerlukan peralatan bantu serta
EISA Reader.
Untuk itu dibutuhkan pemeriksaan penunjang laboratorium yang
sensitif, spesifik, praktis dan tidak mahal bilamana gejala klinis tidak
khas.
Cara Baru Deteksi Demam Tifoid
berdasarkan prinsip deteksi antibodi lgM spesifik
salmonella typhi dalam serum dengan cara
Inhibition Magnetic Binding Immunoassay(IMBI) menggunakan
V-shape Reaction Wells, Tubex
TF memberikan alternatif solusi deteksi dini Demam Tifoid kepada
klinisi terutama menghadapi masalah kecepatan, kehandalan dan kenyamanan
diagnosis.
Definisi dan Prinsip TUBEX TF
Tubex TF adalah suatu tes
diagnostic in vitro semi kuantitatif 10 menit untuk deteksi Demam Tifoid akut yang disebabkan oleh
salmonella typhi, melalui
deteksi spesifik adanya serum antibodi lgM tersebut dalam menghambat
(inhibasi) reaksi antara antigen berlabel partikel lateks magnetik
(reagen warna coklat) dan monoklonal antibodi berlabel lateks warna
(reagen warna biru), selanjutnya ikatan inhibasi tersebut diseparasikan
oleh suatu daya magnetik. Tingkat inhibasi yang dihasilkan adalah setara
dengan konsentrasi antibodi lgM
S. Typhi dalam sampel. Hasil dibaca secara visual dengan membandingkan warna akhir reaksi terhadap skala warna.
Dasar konsep antibodi lgM spesifik terhadap
salmonella typhi digunakan sebagai marker penanda TUBEX TF menurut beberapa peneliti:
- kadar ketiga kelas immunoglobin anti Lipopolisakarida (lgA, lgG dan lgM) lebih
tinggi pada pasien tifoid dibandingkan kontirol;pengujian lgM
antipolisakarida memberikan hasil yang berbeda bermakna antara tifoid
dan non tifoid.
- Dalam diagnosis serologis Demam Tifoid, deteksi antibodi lgM adalah
lebih baik karena tidak hanya meningkat lebih awal tetapi juga lebih
cepat menurun sesuai dengan fase akut infeksi, sedangkan antibodi lgG
tetap bertahan pada fase penyembuhan.
- TUBEX TF mendeteksi antibodi lgM dan bukan lgG. Hal ini membuat sangat bernilai dalam menunjang diagnosa akut.
Daftar Pustaka
Djoko Widodo, Irsan Hasan, 1999.
Perkembangan diagnosis laboratorium demam tiroid. Majalah Kedokteran Indonesia, Vol;49:256-262
Pang T, Bhutta Z.A, Finlay BB, Altwegg M. 1995.
Thypoid Fever and other Salmonellosis:a continuing chalanges. Trends Microbio;3:253-255
World Health Organization. 2003.
Background document: the diagnosis, treatment and prevention of thypoid fever. World Health Organization, Geneva. WHO/V&B/03.07
Iskandar Zulkarnain. 2004.
Perkembangan Diagnosis dan
Penatalaksanakan Beberapa Penyakit Infeksi. Khususnya Demam Tifoid.
Beberapa Segi Memprihatinkan Yang Perlu Mendapatkan Perhatian. Pidato Upacara Pengukuhan Sebagai Guru Besar Tetap-Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Deborah House, et al. 2001.
Serology of Typhoid Fever in area of endemicity and its relevance to diagnosis. J. Clin Microb;39(3):1002-1007
Dalima Ari Wahono A. 2002.
Diagnosis Laboratorium Demam Tifoid. Suplemen Naskah PBPK Patologi Klinik FKUI;1-9
TUBEX-TF. REF 10-029.2005.
INSTRUCTION FOR USE. 91-334-09. IDL. Biotech AB. Sweden
Lim PL, Tam FCH, Cheong YM, Jegathesan M. 1998.
One-Step-2-Minute Test to Detect Typhoid-Specific Antibodies Based on Particle Separation un Tubes. J. Clin Microbiol;36(8);2271-2278
Grzegors Oracz, et al. 2003.
Rapid Diagnosis of Acute Salmonella Gastrointestinal Infection. Clinical Infectious Diseases;36;112-5
Sonja J. Olsen, et al. 2004.
Evaluation of Rapid Diagnosis Test for Typhoid Fever. Journal of Clinical Microbiology, p. 1885-1889
Salvatore Natdiello, et al. 1984.
Serodiagnosis of Typhoid Fever
by Enzyme-Linked Immunosorbent Assay Determination of Anti-Salmonella
typhi Lipopolysaccharide Antibodies. Journal of Clinical Microbiology 20(4);718-721
FCH Tam, et al. 2003.
The TUBEX TM Typhoid test based on particle-inhibition immunoassay detects lgM but not lgG anti 09 antibodies ARTICLE IN PRESS. Journal of Immunological Methods 9447:1-9
Surya H., et al. 2006.
Perbandingan Pemeriksaan Tubex TF dengan Uji Widal dalam Mendiagnosis Demam Tifoid. Tesis. Program Studi Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta
Razel L. Kawano, et al. 2007.
Comparison of Serological Test Kit for Diagnosis of Typhoid Fever in the Philippines. Journal of Clinic Microbiology 45(1):246-247
tags:
definisi tubex tf,
demam,
demam tifoid,
deteksi,
deteksi demam tifoid,
diagnosis demam,
prinsip tubex tf,
tubex tf